LATAR BELAKANG           

PMII adalah organisasi gerakan dan kaderisasi kemahasiswaan diseluruh Indonesia yang mayoritas anggotanya berlandaskan Islam Ahlussunnah Wal Jama`ah (Nauangan Nahdlatul Ulama`). PMII merupakan singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Tujuan organisasi PMII adalah terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita – cita kemerdekaan Indonesia. PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawal 1379 Hijriyah di surabaya .

SEJARAH PMII DI INDONESIA

            Sejarah PMII – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia 1960-2022. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan kemauan kokoh mahasiswa Nahdlatul Ulama ataupun nahdliyin untuk membentuk suatu wadah kemahasiswaan yang berideologi Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). Inspirasi ini tidak bisa dipisahkan dari keberadaan organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama serta Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU- IPPNU) sebagai aktor Pendiri PMII.

Secara garis besar Sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII ialah Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang dibangun dalam Muktamar III di Cirebon, Jawa Barat bertepatan pada 27- 23 Desember 1959. Di dalam organisasi pelajar itu IPNU – IPPNU ada banyak mahasiswa, apalagi kebanyakan fungsionaris Pimpinan Pusat IPNU IPPNU merupakan mahasiswa. Atas dasar seperti itu timbul kemauan untuk membentuk sesuatu wadah khusus yang menghimpun mahasiswa nahdliyin yang berintelektual. Pemikiran itu pernah dibahas dalam Muktamar II IPNU di Pekalongan bertepatan pada 1- 5 Januari 1957. Kemauan tersebut belum ditanggapi sungguh – sungguh sebab keadaan di dalam IPNU saat itu masih didalam masa pembenahan karena masih banyak fungsionaris pengurus IPNU IPPNU yang berstatus mahasiswa. Dikhawatirkan bila tercipta wadah baru untuk mahasiswa hendak mempengaruhi ekspedisi IPNU yang baru saja tercipta.

Dalam Sejarah Berdirinya PMII, usaha untuk mendirikan sesuatu wadah yang lebih khusus mencakup menghimpun mahasiswa nahdlliyin sesungguhnya telah lama. Misalnya pada Desember 1955 di Jakarta berdiri Ikatan Mahasiswa NU (IMANU), di Bandung berdiri Persatuan Mahasiswa NU (PMNU), serta berdirinya Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) di Surakarta. Organisasi yang terakhir dipelopori oleh Mustahal Ahmad, mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Cokroaminoto Surakarta. Organisasi ini sanggup bertahan hingga lahirnya PMII tahun 1960 (Sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).

            Sejarah kelahiran PMII yang disponsori oleh 13 orang tokoh mahasiswa nahdliyin. Mereka berasal dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, serta Surabaya. 8 kota inilah yang jadi cikal bakal berdirinya PMII di Indonesia. Sidang dalam musyawarah mahasiswa nahdliyin bertempat di Gedung Madrasah Muallimin NU Wonokromo Surabaya diawali bertepatan pada 14 hingga 16 April 1960 (Sejarah Berdirinya PMII). Organisasi PMII dinyatakan pada 17 April 1960 merupakan kelahiran PMII ini setelah itu diproklamirkan di Balai Pemuda Surabaya.

MAKNA FILOSOFIS PMII

Sejarah PMII Semenjak di deklarasikan di Surabaya pada 17 April 1960, PMII mendedikasikan dirinya selaku wadah pergerakan yang secara jelas tertulis dalam tujuannya. Arti pergerakan dalam PMII merupakan dinamika dari hamba (mahluk) yang tetap bergerak mengarah tujuan idealnya membagikan untuk alam sekitarnya. Dalam konteks individual ataupun komunitas, kedudukan PMII haruslah tetap mencerminkan pergerakannya mengarah keadaan yang lebih baik selaku perwujudan tanggung jawabnya berikan rahmat pada lingkungannya.

Kata “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar buat membina serta meningkatkan kemampuan ketuhanan serta kemampuan kemanusiaan supaya gerak dinamika mengarah tujuannya senantiasa terletak dalam mutu kekhalifahannya. Pergerakan mempunyai muatan muatan nilai yang meliputi dinamika responsif, kreativitas, serta inovatif. Isi nilai nilai tersebut menandai suatu wujud sempurna dari format organisasi. Nilai dinamis mencerminkan suatu pemberontakan atas kebekuan pemikiran, tradisi, serta lain sebaginya. Dari nilai nilai ini diangankan suatu proses mengarah perbaikan perbaikan keadaan faktual mengarah suatu tatanan sempurna tanpa terjebak dalam suatu utopia.

Penafsiran “Mahasiswa” yang terkadung dalam PMII merupakan kalangan generasi muda yang menuntut ilmu di akademi besar yang memiliki bukti diri diri. Bukti diri diri mahasiswa terbangun oleh citra diri selaku insan religius, insan dinamis, insan sosial, serta insan mandiri. Dari bukti diri mahasiswa tersebut ada tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, serta tanggung jawab individual selaku hamba Tuhan ataupun selaku bangsa serta negeri. Mahasiswa diangankan muat kandungan- kandungan nilai nilai intelektualitas, idealitas, komitmen, serta konsistensi.

Penafsiran “Islam” yang tercantum dalam PMII merupakan Islam selaku agama yang dimengerti dengan haluan paradigma Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja), ialah konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proposional antara iman, Islam, serta ihsan yang di dalam pola pikir, pola perilaku, serta pola prilakunya tercermin sifat- sifat selektif, akomodatif serta integratif. Faham Aswaja mencakup aspek aqidah, syari’ ah, serta akhlak. Ketiganya ialah satu kesatuan ajaran yang mencakup segala aspek prinsip keagamaan. Didasarkan pada pola pikir (manhaj) Asy’ariyah serta Maturidiyah dalam bidang aqidah, 4 imam madzhab besar dalam fiqih ialah, Hanafi, Maliki, Syafi’i, serta Hambali, serta bidang tasawuf menganut manhaj Imam Ghazali serta Imam Abu al Qasim al Junaid al Baghdadi, dan para imam lain yang sejalan dengan syari’ah Islam.

Penafsiran “Indonesia” yang tercantum di dalam PMII merupakan warga bangsa serta negeri Indonesia yang memiliki falsafah serta pandangan hidup Pancasila dan UUD 1945 dengan pemahaman kesatuan serta keutuhan bangsa dan negeri yang terbentang dari Sabang hingga Merauke yang diikat dengan pemahaman pengetahuan Nusantara. Keindonesiaan yang dimengerti oleh PMII ialah suatu gugusan ilham tentang Negeri bangsa yang secara riil dibentuk di atas fondasi pluralitas serta hetrogenitas baik secara etnis, ras, agama ataupun kalangan.

Secara keseluruhan PMII selaku organisasi ialah sesuatu gerakan yang bertujuan melahirkan kader kader bangsa yang memiliki integritas diri selaku hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT, serta atas bawah ketaqwaan berfungsi mewujudkan kedudukan ketuhanannya membangun warga bangsa serta negeri Indonesia mengarah sesuatu tatanan warga yang adil serta makmur dalam ampunan serta ridlo Allah SWT (Sejarah Berdirinya PMII).

Dalam Kongres X PMII tahun 1991 di Jakarta dilahirkan Deklarasi Format Profil PMII. Deklarasi ini ialah kristalisasi dari tujuan pergerakan sebagaimana tercantum dalam AD/ ART, ialah, “terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang berbudi luhur, berilmu serta bertaqwa kepada Allah SWT, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya.” Bagi PMII, ilmu pengetahuan ialah perlengkapan buat mengabdikan diri kepada Allah SWT, untuk mengangkat harkat serta martabat manusia dari lembah keterbelakangan serta kebodohan. Sebab cuma dengan ilmu manusia bisa hingga pada derajat taqwa yang sesungguhnya. Ilmu, untuk PMII merupakan buat diamalkan serta diabdikan demi kebaikan (kemaslahatan) umat. Selaku organisasi mahasiswa, PMII sadar kalau dalam mengabdikan ilmu pengetahuan serta khitmat perjuangannya, membutuhkan kemampuan serta profesionalitas secara bertahap, terencana serta merata.

Terakhir, semoga seluruh pendiri PMII (yang juga kader IPNU) yang sudah wafat senantiasa diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT, diterima seluruh amal ibadahnya. Sebagai Pendiri PMII, mereka semua patut ditulis dalam tinta emas sejarah perdirinya organisasi mahasiswa NU tersebut.

Ketua Umum PB PMII Sejak 1960 hingga 2022

Di PMII, ada beberapa tingkatan kepengurusan dari Pengurus Rayon (PR), Pengurus Komisariat (PK), Pengurus Cabang (PC), Pengurus Koordinator Cabang (PKC), sampai Pengurus Besar (PB). 

Berikut ini Ketua Umum PB PMII dari masa ke masa: 

  1. Sahabat Mahbub Djunaidi (1960-1967)
  2. Sahabat Muhammad Zamroni (1967-1973)
  3. Sahabat Abduh Paddare (1973-1977)
  4. Sahabat Ahmad Bagja (1977-1981)
  5. Sahabat Muhyiddin Arubusaman (1981-1984)
  6. Sahabat Suryadharma Ali (1985-1988)
  7. Sahabat Muhammad Iqbal Assegaf (1988-1991)     
  8. Sahabat Ali Masykur Musa (1991-1994)    
  9. Sahabat Muhaimin Iskandar (1994-1997)    
  10. Sahabat Syaiful Bahri Anshori (1997-2000)    
  11. Sahabat Nusron Wahid (2000-2003)     
  12. Sahabat A Malik Haramain (2003-2005)    
  13. Sahabat Herry Azzumi (2005-2008)    
  14. Sahabat Muhammad Rodli Kaelani (2008-2011)   
  15. Sahabat Addin Jauharuddin (2011-2014)    
  16. Sahabat Aminuddin Ma’ruf (2014-2017)    
  17. Sahabat Agus Herlambang (2017-2021)
  18. Sahabat Muhammad Abdullah Syukri (2021-2024)

Demikian sejarah berdirinya PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Perlu dipertegas pula, lahirnya PMII adalah atas jasa 13 kader IPNU yang loyal dan punya semangat juang yang tinggi pada masanya. NU sebagai organisasi induk tentu punya harapan besar terhadap PMII. Tentu harapan besar tersebut tetap terjaga hingga saat ini. (sd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Beranda
Informasi
Komisariat
Administrasi
Cari